Archive

Posts Tagged ‘#BridgingCourse03’

Karang Taruna, Sebuah Sarana Pembelajar Masyarakat

Mahasiswa adalah sekelompok manusia/kalangan yang memiliki atau sedang mengembangkan kemampuan intelektualnya. Selain belajar dan melakukan penelitian demi mencapai tujuan akhir strata, seorang mahasiswa terutama mahasiswa Ilmu Sosial Politik juga harus dapat menunjukkan bahwa ia adalah mahasiswa yang dapat diandalkan dalam permasalahan sosial. Seorang mahasiswa harus dapat membuktikan bahwa dirinya aktif dalam mengadakan kegiatan sosial di luar area kampus. Berbagai wadah kegiatan dapat dijadikan sarana untuk melaksanakan hal tersebut, seperti lembaga-lembaga sosial dan juga Karang Taruna. Karang Taruna sendiri menurut Peraturan Menteri Sosial RI nomor 83/HUK/2005 pasal 1 ayat 1 berbunyi: ”Karang Taruna adalah Organisasi Sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat dan terutama bergerak dibidang usaha kesejahteraan sosial.” Karang Taruna biasanya terdapat di dusun atau desa yang jaraknya jauh atau tidak begitu jauh dari kota (suburban). Karang Taruna itu sendiri memiliki fungsi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat di daerah Karang Taruna tersebut. Karang Taruna dapat memberikan informasi tersendiri bagi anggota-anggota yang tergabung di dalamnya. Namun, banyak pendapat yang dilontarkan kepada organisasi pemuda pedesaan ini. Apakah benar karang taruna tersebut dapat mengembangkan seorang mahasiswa? Apakah benar Karang Taruna dapat mencipatakan soft skill maupun skill yang lain yang dapat digunakan dalam hidup? Apakah Karang Taruna itu sendiri di desanya dapat mengembangkan potensi desa? Karang Taruna memiliki suatu manfaat berbeda-beda masing-masing kelompok. Karang Taruna Jaya Kusuma lahir lebih muda dibandingkan Karang Taruna yang lainnya, namun kemampuan dan manfaatnya tidak kalah jika dibandingkan dengan Karang Taruna lainnya. Karang Taruna Jaya Kusuma memberikan ruang untuk bertukar pikiran untuk memperoleh peluang kerja yang lebih baik serta memperoleh kemampuan pengetahuan individu (softskill). Karang Taruna Jaya Kusuma ini terletak di desa Singosaren kabupaten Bantul, DIY. Karang Taruna yang lahir tahun 1984 ini diketuai oleh seorang mahasiswa lulusan S1 jurusan Ilmu Komunikasi UGM, Lisa Lindawati. Kini, gadis yang memulai keanggotaannya sebagai Karang Taruna pada tahun 2009 tersebut, sedang menjalani program pendidikan pascasarjana Komunikasi di Universitas Gadjah Mada. Karang Taruna sendiri menurut mbak Lisa berfungsi untuk menyelesaikan masalah kesejahteraan sosial yang ada di tingkat sosial dan/atau kelurahan. Organisasi ini berjalan dibawah kementerian sosial RI dan melibatkan seluruh bagian masyarakat yang ada di dalamnya. Karang Taruna Jaya Kusuma selalu melakukan pembinaan, baik secara fungsional maupun secara teknis. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk mendorong para Karang Taruna agar menjadi lebih independen. Karang Taruna Jaya Kusuma memiliki Visi dan Misi untuk memberikan akses pendidikan setinggi-tingginya, akses teknologi seluas-luasnya, dan perekonomian yang sebesar-besarnya. Meskipun dinamakan Karang Taruna, struktur organisasinya pun tidak jauh berbeda dengan organisasi lain. Karang Taruna Jaya Kusuma memiliki struktur dengan pemimpin utama seorang ketua, kemudian disusul oleh sekretaris dan bendahara, dan yang terpenting untuk menjalankan program kerjanya di masyarakat, Karang Taruna ini memiliki 7 seksi dan coordinator. Seksi-seksi tersebut antara lain: Hubungan Masyarakat, Usaha Kesejahteraan Sosial, Lingkungan Hidup, Olahraga dan Kesenian, Kerohanian dan Bina Mental, Usaha Ekonomi Produktif, dan Pendidikan dan Pelatihan. Karang Taruna Jaya Kusuma tidak memiliki wakil ketua dalam struktur organisasinya. Posisi tersebut sudah digantikan oleh masing-masing koordinator seksi yang menjalankan bidangnya masing-masing, dan setiap bidang di Karang Taruna tersebut keberadaannya saling terkait. Pelatihan dan juga rencana-rencana yang akan dikeluarkan oleh Karang Taruna Jaya Kusuma juga terjadwal dan tersusun secara khusus. Keanggotaan dalam Karang Taruna Jaya Kusuma tidak dipaksakan. Mereka yang mengikuti Karang Taruna yang berasal dari berbagai kalangan serta usia hanya terikat komitmen mereka sendiri yang merasa memiliki tanggung jawab sosial untuk memajukan masyarakat desa. Aktivis-aktivis dari Karang Taruna Jaya Kusuma berasal dari berbagai latar belakang namun memiliki optimisme yang sejalan serta memiliki jiwa seorang pembelajar. Banyak anggota Karang Taruna yang aktif dan mengadakan komunikasi lewat forum Karang Taruna tingkat Provinsi. Jika ada anggota aktif, pasti ada anggota yang tidak aktif pula. Hal ini dapat diatasi dengan mempertemukan masing-masing Karang Taruna untuk bertemu Karang Taruna lain dan mereka dapat saling mendorong untuk dapat menjadi lebih aktif lagi. Meskipun ada kendala seperti masalah pribadi para pemuda desa tersebut (contoh: masalah tentang tim sepak bola yang didukung, yang ujung-ujungnya akan menimbulkan pertengkaran yang tidak perlu). Karang Taruna Jaya Kusuma akan mengadakan pertemuan rutin, agar tidak terjadi hal yang demikian. Peraturan antar anggotanya sendiri juga tidak ada, yang ada hanyalah Pedoman Dasar Karang Taruna yang dikeluarkan Kementrian Sosial. Karang Taruna juga merupakan wadah untuk para mahasiswa demi menambah kepekaan sosial terhadap masyarakatnya. Pada hakikatnya, para pemuda lewat Karang Taruna ini diharapkan dapat melakukan sesuatu untuk desa mereka sendiri. Karang Taruna Jaya Kusuma sendiri juga memiliki hubungan kemitraan, salah satunya dengan pasar komunitas desa untuk menjual produk-produk yang dihasilkan oleh desa tersebut. Desa Singosaren merupakan sebuah desa yang letaknya tidak jauh dari kota Yogyakarta. Kemampuan desa tersebut untuk menyerap teknologi masih terbilang pesat. Namun, yang menjadi kendala masyarakat tersebut masih kurang memiliki “greget” di bidang pendidikan. Pemuda di desa Singosaren masih kurang memiliki jiwa belajar dan kemauan keras untuk maju, meskipun orang tua mereka terbilang mampu untuk menyekolahkan mereka. Untuk itu Karang Taruna mengadakan berbagai Program Kerja (Proker). Salah satu Proker yang telah berhasil dilakukan oleh Karang Taruna ini, yaitu member kesempatan seluas-luasnya dalam meraih pendidikan. Contohnya, dengan membuka Sanggar Sinau Bareng sebagai tempat belajar untuk masyarakat desa Singosaren. Selain itu, ada pula program Kejar Paket B dan C yang setara dengan SMP dan SMA untuk menunjang kebutuhan pendidikan di desa tersebut. Sanggar Sinau Bareng ini bebas diikuti oleh siapa saja yang memiliki minat belajar yang tinggi. Di sanggar tersebut, masyarakat dapat mempelajari apapun. Hal selain pendidikan seperti seni dan budaya juga diajarkan dalam sanggar tersebut. Sanggar Sinau Bareng terus dioptimalisasikan untuk mendorong semangat belajar pemuda di desa Singosaren. Selain itu, terdapat pula program Kejar Paket B yang setara SMP. Program ini gratis, dan yang mengikutinya dapat lulus dengan predikat yang setara dengan murid SMP. Sedangkan Kejar Paket C mengharuskan peminatnya untuk membayar sebesar Rp15.000, dan nanti mereka dapat lulus dengan predikat setara dengan SMA. Dengan demikian, terjawab sudah pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan diatas. Karang Taruna merupakan sarana untuk mengembangkan diri , baik itu untuk pemuda yang mengikuti Karang Taruna tersebut maupun masyarakat lain. Karena di dalam Karang Taruna sudah diajarkan berbagai kemampuan untuk dapat peka terhadap keadaan sosial yang terjadi pada daerahnya. Karang Taruna juga sangat membantu untuk mengeruk potensi yang dimiliki oleh desa Singosaren tersebut. Intinya, keberadaan Karang Taruna sangat penting bagi suatu desa, karena dapat memberikan pengetahuan dan dapat mengembangkan masyarakat desa dengan potensi yang dimilikinya. Sehingga mereka dapat bertahan pada masa globalisasi ini.

#BridgingCourse03

Categories: Essay, Karya Ilmiah Tags: